Sindroma Nefrotik pada Anak Muda – Gejala & Penanganannya

Share On Facebook ! Tweet This ! Share On Google Plus ! Pin It ! Share On Tumblr ! Share On Reddit ! Share On Linkedin ! Share On StumbleUpon !
IndoSister.com - Sindroma nefrotik mungkin asing bagi telinga Anda. Sindroma nefrotik adalah sekumpulan gejala terkait adanya masalah pada organ ginjal. Penyakit ini umumnya muncul pada anak usia remaja. Sindroma nefrotik terkait erat dengan gangguan pada metabolisme tubuh manusia, termasuk berhubungan dengan penyakit diabetes mellitus, peningkatan kolesterol, dan banyak lagi.

Sindroma nefrotik bukanlah suatu penyakit yang mematikan bila ditangani dengan cepat dan tepat. Akan tetapi, gejala yang ditimbulkannya akan membuat penderita merasa sangat tidak nyaman. Kalau dibiarkan berlarut-larut juga dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, kita harus tanggap dalam mendeteksi dini gejala dari sindroma nefrotik.


Gejala-gejala Sindroma Nefrotik antara lain:

1. Buang air kecil terganggu
Pada saat buang air kecil, akan didapati urine yang volumenya sedikit dan berbuih. Hal ini disebabkan adanya protein darah, seperti albumin yang tak tersaring oleh ginjal, sehingga turut keluar bersama urine. Sebenarnya kondisi ini masih rancu karena mirip dengan gejala dehidrasi. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan lab urine untuk memeriksa apakah ditemukan kandungan protein dalam urine atau tidak. 

urine berbuih

2. Gangguan metabolism
Gangguan metabolisme terkait erat dengan adanya kondisi diabetes mellitus (gangguan metabolisme glukosa), hyperlipidemia (gangguan metabolism lemak atau kolesterol tinggi), serta hipertensi (tekanan darah tinggi). Hal ini karena glukosa yang terlalu banyak dapat merusak jaringan pada glomerulus ginjal.

Sementara itu, di dalam tubuh, glukosa bisa diubah menjadi lemak dan juga dapat meningkatkan kekentalan darah sehingga memicu hipertensi. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol lengkap, gula darah lengkap, serta tekanan darah.

3. Sesak
Sesak pada penderita sindroma nefrotik merupakan tanda bahwa infeksi telah menjalar hingga ke paru-paru. Sehingga terjadilah penimbunan cairan pada rongga pleura (selaput paru) akibat adanya sistem imun yang aktif dan melawan terjadinya peradangan. Penimbunan cairan (efusi pleura) akan mendesak rongga paru sehingga penderita akan kesulitan bernapas.

4. Edema
Edema atau bengkak adalah manifestasi dari penimbunan cairan dalam tubuh. Kerusakan pada ginjal akan menyebabkan edema pada palpebral (kelopak mata). Hal ini karena jaringan pada kelopak mata adalah jaringan yang paling renggang dari semua jaringan tubuh lainnya sehingga mudah terisi cairan. 

pembengkakan edema


Faktor Pemicu
Sebenarnya apa sih yang menyebabkan terjadinya sindroma nefrotik?

- Pada sebagian besar kasus di Indonesia, sindroma nefrotik disebabkan oleh infeksi virus. Pada umumnya, virus terlebih dahulu menginfeksi saluran pernapasan, hal ini ditandai dengan munculnya ISPA terlebih dahulu.

- Infeksi akan menjalar menuju ginjal dan merusak glomerulus. Glomerulus adalah struktur penyaring sel dan protein darah agar tak terbuang bersama urine. Karena saringannya rusak, protein darah pun (biasanya albumin) turut terbuang bersama urine. Berkurangnya protein darah menyebabkan tekanan onkotik dalam tubuh terganggu.

- Terganggunya tekanan onkotik menyebabkan cairan dari pembuluh darah keluar tak terkendali menuju jaringan. Pada akhirnya, terjadilah penimbunan cairan di jaringan yang ditandai dengan anggota tubuh bengkak (edema).

Pengobatan

- Dokter biasanya akan memberikan terapi steroid pada penderita sindroma nefrotik. steroid adalah golongan obat-obatan yang berfungsi meredakan inflamasi pada jaringan. Contohnya adalah kortikosteroid.
- Waktu terapi pun beragam, tergantung tingkat keparahan dari gejala yang dialami.

Nah, sudahkah jelas mengenai sindroma nefrotik?
Sekian artikel hari ini. Semoga dapat membuka wawasan dan menyadarkan para sahabat IndoSister.com semua akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh. Setiap manusia dikaruniai struktur dan sistem tubuh yang hebat, tinggal bagaimana kita menjaga dan merawatnya.
Desy T.

Daftar Pustaka:
Guyton, A.C. & Hall, J.E. 2011. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia: Elsevier
Sherwood, L. 2010. Human Physiology: From Cells to System. Pacific Grove: Cengage
SHARE ARTICLE :

Artikel Selengkapnya Lihat di : DAFTAR ISI ARTIKEL - XaXiXu.Com
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

- Tolong di Share ya Guys ! agar artikel diatas juga bermanfaat bagi sobat lainnya.

- Btw ... TerimaKasih, Saya sangat menghargai kesediaan sobat utk berKomentar.
- Silakan berpromosi bagi yang punya web, namun kotak comment hanya bisa -
menampilkan link mati, silakan Manfaatkan link hidup/aktif di bagian Name/urL.

 
Copyright ©2014 - 2024 • XaXiXu.Com
Template Powered by Blogger