Kelainan Kongenital – Faktor Penyebab & Pencegahan Sejak Dini

Share On Facebook ! Tweet This ! Share On Google Plus ! Pin It ! Share On Tumblr ! Share On Reddit ! Share On Linkedin ! Share On StumbleUpon !
IndoSister.com – Anda mungkin seringkali mendengar tentang kelainan kongenital, namun apakah sejatinya kita mengetahui tentang kelainan tersebut? Kelainan kongenital adalah cacat bawaan yang diderita oleh bayi sejak lahir.

Kelainan kongenital terjadi karena adanya faktor tertentu yang bisa mengubah susunan informasi genetik pada janin. Hal ini kemudian akan mempengaruhi perkembangan organ janin sejak dalam kandungan.

Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor genetik
Faktor ini terkait dengan gen dan kromosom dalam tubuh orang tua. Sepintas ini tampak sebagai penyebab yang tak dapat dihindari. Namun, sebenarnya kini telah dapat dilakukan screening pranikah untuk mengetahui apakah kita atau pasangan membawa gen bibit kelainan tersebut.


2. Faktor obat-obatan
Pada saat hamil, hendaknya ibu menghindari konsumsi obat-obatan. Karena obat rawan menimbulkan efek samping terhadap janin dalam kandungan. Misalnya mengkonsumsi antibiotik dapat menyebabkan terjadinya gray syndrome pada bayi yang dilahirkan, antihistamin menyebabkan terjadinya spina bifida (struktur tulang belakang yang terbuka), analgesik menyebabkan hydrocephalus, dan banyak lagi.

3. Faktor radiasi
Ibu hamil harus sebisa mungkin menghindari radiasi, misalnya melakukan foto rontgen. Radiasi berbahaya terutama pada trimester pertama kehamilan. Kelainan jantung, mata, telinga, dan saraf bisa terjadi karena rangsangan sinar radiasi, terutama dengan dosis lebih dari 25000 mR.

4. Infeksi ibu hamil
Ibu hamil harus menjaga kesehatan sebaik mungkin agar tidak terinfeksi virus berbahaya. Infeksi rubella dapat mengganggu perkembangan embrio. Begitu pula dengan ibu hamil yang menderita herpes simplex, toxoplasma gondii, syphilis, gonorrhoe, dan banyak lagi.
Beberapa kelainan kongenital yang sering didengar memang terkait erat dengan faktor keturunan.

Contoh dari kelainan kongenital yang kasusnya tergolong cukup tinggi di Indonesia adalah Sindroma Down dan Sindroma Edward.

Mari kita simak ciri dari kedua kelainan tersebut:

1. Sindroma Down
Insidensi dari kelainan ini meningkat seiring dengan usia ibu hamil yang semakin tua, yaitu di atas 35 tahun. Penyebabnya adalah penambahan jumlah kromosom pada kromosom nomor 21.

Ciri-ciri penderita Sindroma Down antara lain:

• Retardasi mental (IQ sangat rendah, bisa mencapai nilai 30).
• Bila penderita pria maka akan infertile (mandul), sedangkan pada wanita masih ada peluang 50% untuk hamil.

• Menarche (menstruasi pertama) terlambat, menopause cepat.
• Simian crease, yaitu garis tangan bergabung menjadi satu.
• Jarak antara ibu jari dan telunjuk jauh.
• Telinga kecil.
• Lidah cenderung terjulur ke depan seperti anjing.

Tampilan penderita Sindroma Down bisa dilihat pada gambar ...

Kelainan Kongenital – Faktor Penyebab & Pencegahan Sejak Dini

2. Sindroma Edward
Sindroma Edward terjadi karena penambahan jumlah pada kromosom nomor 18. Angka kejadian terhadap perempuan lebih besar daripada lelaki, ditunjukkan melalui perbandingan 2:1. Sebanyak 50% dari penderita Sindroma Edward meninggal dalam usia kurrang dari 2 bulan.

Ciri-ciri penderita Sindroma Edward antara lain:

• Posisi tangan mengepal, jari telunjuk dan kelingking berada di atas jari tengah dan jari manis.
• Kaki rocker bottom (tungkai menonjol).
• Ibu jari selalu menekuk ke dalam.
• Posisi telinga lebih rendah dari telinga orang pada umumnya.

Tampilan penderita Sindroma Edward bisa dilihat pada gambar ...
ciri Sindroma Edward 

PENCEGAHAN

- Tentu tak ada orang tua yang mengharapkan buah hatinya menderita kelainan kongenital seperti di atas. Oleh karena itu, jalan yang ditempuh untuk mencegahnya adalah dengan menghindari faktor yang tertera di atas.
- Tak hanya itu, ibu hendaknya mempertimbangkan pula usianya agar tak terlalu tua saat mengandung.

- Akan tetapi, bila seseorang telah didiagnosis menderita kelainan kongenital, itu bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun sampai sekarang, masih belum ada terapi yang bisa menyembuhkan secara total, namun beberapa gejala bisa ditekan. Seperti retardasi mental yang diringankan dan usia harapan hidup yang ditingkatkan.
Sekian artikel hari ini. Semoga dapat bermanfaat dalam menambah wawasan para sahabat IndoSister.com  semua.
Desy T

Daftar Pustaka:
Tim Hipokrates FK Unair. 2015. Biologi Medik.
SHARE ARTICLE :

Artikel Selengkapnya Lihat di : DAFTAR ISI ARTIKEL - XaXiXu.Com
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

- Tolong di Share ya Guys ! agar artikel diatas juga bermanfaat bagi sobat lainnya.

- Btw ... TerimaKasih, Saya sangat menghargai kesediaan sobat utk berKomentar.
- Silakan berpromosi bagi yang punya web, namun kotak comment hanya bisa -
menampilkan link mati, silakan Manfaatkan link hidup/aktif di bagian Name/urL.

 
Copyright ©2014 - 2024 • XaXiXu.Com
Template Powered by Blogger