XaXiXu.com - Apakah sobat termasuk yang orang yang suka beli manisan buah ??
sebaiknya mulai sekarang supaya lebih waspada.
Umumnya manisan ini di taruh dalam kotak-kotak kaca atau
Toples besar dan dijual secara gram atau kiloan.
Sayang sekali, manisan buah yang seharusnya menyehatkan tubuh karena
berbahan dasar buah tersebut harus dinodai dengan beberapa oknum produsen nakal dengan mencampuri setidaknya 5 macam
bahan beracun di dalamnya.
Hasil investigasi mendapatkan salah seorang produsen rumahan
telah sekian tahun membuat 2 macam produk manisan dari buah pepaya yang
dicampur dengan beberapa bahan yang berbahaya terhadapa kesehatan.
Dari pengakuannya, Manisan cukup laris manis di hari biasa, kemudian
produksi meningkat tajam pada saat liburan dan hari raya.
Inilah Material Berbahaya
dan Cara salah 1 produsen rumahan yang Curang dalam Membuat Manisan :
1. Manisan di produksi dalam 2 bentuk, yang satu model tipis
panjang seperti keripik dan yang satu model bulat seperti kelereng warna hijau.
Kebetulan keduanya dari buah pepaya muda.
Tawas - bahan
yang bisananya dipakai untuk di masukkan pada sumur yang keruh dan bau, malah
dipakai untuk merendam bahan manisan, katanya perendaman buah dengan tawas
selama kurang lebih 6 jam ini bisa menjadikan buah tampak lebih bersih terang
dan bagus, serta dapat benar-benar mebersihkan getah buah.
Padahal bahan ini mengandung senyawa logam berat AL , yang tentu saja
tidak layak untuk masuk ke dalam tubuh mahluk hidup dan dapat merusak
hati/liver.
2. Campuran yang tidak kalah penting yaitu Boraks atau pijer.
Bahan ini ternyata mudah ditemui di pasar-pasar, dijual dalam
kemasan plastikan sekitar hanya Rp 2000.
Tujuan utama borax/pijer sebagai pengeras namun tidak getas,
serta menjadikan manisan semakin awet tahan lama - tidak mudah rusak dan basi.
Padahal borax/pijer yang menjadi bahan kimia pengawet mayat
dan bahan las besi ini sudah jelas berbahaya untuk dikonsumsi dan dilarang
untuk di gunakan dalam produk makanan apapun.
3. Tidak berhenti disitu, produsen rumahan ini juga
menambahkan Rodhamin B atau pewarna
textil, alasannya untuk membuat warna yang menarik.
sedangkan pewarna makanan biasa memang warnanya kurang
kentara.
Pewarna tekstil tentu berbahaya bila masuk ke dalam tubuh
manusia, dilarang oleh badan kesehatan dunia WHO untuk dijadikan bahan campuran makanan apapun karena bahan
kimianya bisa menjadi pemicu penyakit
organ dalam dan kanker.
4. Tidak lupa untuk menhemat ongkos produksi, alih-alih
memakai gula pasir yang butuh cukup banyak agar terasa di lidah, maka digunakan
pemanis buatan yaitu Sakarin
(saccharin), sebenarnya pemanis buatan ini masih boleh terkonsumsi, namun
sayangnya sakarin ini di tambahkan dengan tanpa takaran, semua berdasarkan
selera dan kira-kira saja sehingga umumnya cukup banyak dalam pencampurannya.
Padahal dalam BPOM,
aturan penggunaan pemabis buatan ini harus sangat kecil, yaitu hanyalah 10 mg
dalam setiap 1 Kg makanan.
5. Dan terakhir, masih di campurkan pula Asam Sitrat - Penguat rasa, tujuannya
manisan lebih terasa enak. Dan cara pencampurannya juga sama … yaitu suka-suka
tanpa takaran atau aturan yang berlaku. Hal inilah yang menjadikan timbulnya
resiko terhadap kesehatan.
Dari pengakuan salah seorang pembuat manisan home industry,
mereka tidak menambahkan aneka bahan beracun diatas hanya jika pembuatannya
untuk khusus keluarga dan pesanan saudara mereka sendiri, termasuk gulanya juga
pakai gula yang asli.
Mengaku berdosa atas tidandakannya, tapi demi keuntungan …
akhirnya cara-cara tidak layak diatas masih terus dijalankan.
Penelitian Manisan di
Pasaran …
10 Sample di ambil
secara random dari beberapa tempat, toko kecil dan toko besar yang menjual
manisan dalam kotak kaca / toples.
Kemudian di analisa dalam
laboratorium Unpas …
Hasilnya :
1 sampel – Positif mengandung borax.
3 sample – positif mengandung senyawa logam berat Aluminium
(bahan tawas)
1 sample – Positif mengandung Pewarna tekstil.
TIPS Mengenal /
Menghindari Manisan dengan Bahan Beracun :
a. Manisan yang lebih kenyal, umumnya mengandung
borax/pijer.
b. manisan yang berwarna lebih menyala, umumnya menggunakan
pewarna textil.
c. manisan yang terasa ada pahitnya, bisa pertanda
mengandung pemanis buatan yang over dosis.
d. manisan yang tidak rata warnanya, pertanda tidak
menggunakan pewarna alami.
e. Bisa dengan buat sendiri manisan di rumah, untuk pengawet
alami gunakan kapur sirih sebagai pengganti borak, sekaligus untuk mengeraskan
buah tidak mudah rusak.
Manisan dapat pula disimpan di kulkas untuk lebih tahan lama.
Dari hasil uji 10
Sample diatas …
Setidaknya, kita dapat menghargai bahwa Para
produsen manisan yang baik masih lebih banyak daripada yang curang dalam pembuatannya.
Semoga diikuti oleh para produsen dan penjual lainya dalam
menjual apapun agar tidak sekedar mencari keuntungan semata, melainkan mencari rejeki
yang baik pula.
No comments:
Post a Comment
- Tolong di Share ya Guys ! agar artikel diatas juga bermanfaat bagi sobat lainnya.
- Btw ... TerimaKasih, Saya sangat menghargai kesediaan sobat utk berKomentar.
- Silakan berpromosi bagi yang punya web, namun kotak comment hanya bisa -
menampilkan link mati, silakan Manfaatkan link hidup/aktif di bagian Name/urL.